Kesehatan Jantung pada Diabetes Tipe 2
Pasien diabetes tipe 2 (type 2 diabetes, T2D) memiliki risiko lebih tinggi menderita penyakit kardiovaskular (cardiovascular disease, CVD), yang mencakup penyakit jantung dan stroke. Seperti yang ditunjukkan pada gambar 1, penelitian memperkirakan bahwa 80% pasien T2D meninggal karena CVD.1,2 Hiperglikemia postprandial (postprandial hyperglycemia, PPH) yang merupakan gejala awal diabetes, merupakan penyebab utama komplikasi jangka panjang, seperti penyakit jantung dan stroke.3 Selain itu, dislipidemia, yang ditandai dengan hipertrigliseridemia, kolesterol lipoprotein densitas rendah (low-density lipoprotein, LDL) tinggi, dan kolesterol lipoprotein densitas tinggi (high-density lipoprotein, HDL) rendah, merupakan penyebab utama aterosklerosis dan CVD. Pasien yang menderita T2D cenderung mengalami dislipidemia, yang pada gilirannya membuat mereka sangat rentan terhadap serangan jantung, stroke, dan komorbiditas kardiovaskular lainnya.4
Jantung Sehat dan Diet Diabetes
Berdasarkan bukti ilmiah, protein whey merupakan makanan yang cocok untuk penderita diabetes dan kolesterol. Whey telah diteliti secara luas untuk memperbaiki glikemia pada penderita T2D. Sekarang, bukti baru menunjukkan bahwa protein whey dapat berkontribusi terhadap kesehatan jantung, khususnya, dalam penatalaksanaan dislipidemia, yang merupakan penyebab utama CVD. Artikel ini menjelaskan tinjauan sistematis dan meta-analisis dari 22 uji klinis terkontrol yang melibatkan lebih dari 1.100 peserta dan berhasil mendokumentasikan efikasi protein whey dalam mengatasi dislipidemia dan mengurangi risiko CVD.4
Makanan untuk Diabetes dan Dislipidemia yang Didukung Data Ilmiah
Gambar 2 mengilustrasikan manfaat protein whey bagi kesehatan jantung yang didukung data ilmiah. Meta-analisis dari 22 uji coba menunjukkan bahwa protein whey mengurangi kadar lipid darah. Protein whey membantu penurunan rasio kolesterol/HDL, kolesterol total, LDL, dan trigliserida pada pasien sindrom metabolik, yang pada gilirannya mengurangi risiko CVD.4,5
Profil Protein Whey dan Lipid: Peninjauan Sistematis dan Meta-Analisis
Penelitian Amirani et al., tentang “Efek protein whey terhadap kontrol glikemik dan lipoprotein serum pada pasien dengan sindrom metabolik dan kondisi terkait” meninjau 22 RCT yang melibatkan lebih dari 1.100 peserta.4 Hasil penelitian tersebut menegaskan manfaat protein whey berikut terhadap profil lipid darah:
Poin Penting Hasil Penelitian Amirani et al.:
- Penurunan kadar TG dengan perbedaan rata-rata tertimbang (weighted mean difference, WMD) sebesar -17,1 mg/dl (IK 95%: −26,5, −7,7).6-8
- Teramati adanya penurunan kadar kolesterol total, dengan perbedaan rata-rata tertimbang (WMD) sebesar -10,9 mg/dl (IK 95%: −18,6, −3,2).7-10
- Penurunan LDL-C, yang sering disebut sebagai “kolesterol jahat”, sebesar -8,5 mg/dl (IK 95%: −16,6, −0,4).7,9
- Penurunan rasio TG/HDL sebesar -0,26 (IK 95%: −0,41, −0,10).9,11
Mekanisme Kerja Protein Whey
Mekanisme kerja protein whey diilustrasikan pada Gambar 3. Protein whey menekan penyerapan kolesterol dan pembentukan lipid hati. Asam amino rantai bercabang (branched chain amino acids, BCAA) dalam protein whey dapat mengurangi kadar trigliserida dan meningkatkan metabolisme lipid. Semua aksi ini secara bersama-sama berperan dalam profil lipid yang lebih sehat.12-17
Mekanisme kerja tambahan dari protein whey:
Protein Whey juga secara tidak langsung meningkatkan metabolisme lipid dan kesehatan kardiovaskular. Jenis protein ini meningkatkan sensitivitas insulin, melepaskan GLP-1 dan menghambat grelin, serta bersifat antiperadangan, yang semuanya menurunkan risiko penyakit kardiovaskular. Whey terutama mengandung sistein yang menghasilkan glutation, antioksidan kuat yang dapat memerangi stres oksidatif pada dislipidemia dan disfungsi endotel.4
Pemanfaatan Protein Whey
Terdapat bukti yang mendukung perlunya memasukkan protein whey dalam diet pasien T2D untuk mengelola risiko penyakit kardiovaskular. Pada individu yang berisiko tinggi mengalami obesitas atau menderita prediabetes, protein whey dapat disertakan dalam program pencegahan.4
Bagaimana Selanjutnya?
Peran Suplemen, seperti Protein Whey, dalam Penatalaksanaan Diabetes
BACA SELENGKAPNYAReferensi:
- Institute for Public Health. National Health and Morbidity Survey (NHMS) 2023: Non-communicable Diseases and Healthcare Demand — Key Findings. 2024.
- Sowers JR, et al. Hypertension. 2001;37(5):1053–9.
- Mignone LE, et al. World J Diabetes. 2015;6(14):1274–84.
- Amirani E, et al. Lipids Health Dis. 2020;19:209.
- Wang N, et al. Circ Cardiovasc Qual Outcomes. 2022;15(6):e008552.
- Mohammadi-Sartang M, et al. Nutr Metab Cardiovasc Dis. 2018;28(6):565–74.
- Tovar J, et al. Nutr Metab (Lond). 2012;9:29.
- Fekete AA, et al. Am J Clin Nutr. 2016;104(6):1534–44.
- Tovar J, et al. Eur J Nutr. 2016;55(6):2295–303.
- Denysschen CA, et al. J Int Soc Sports Nutr. 2009;6:8.
- Kemmler W, et al. BMC Geriatr. 2018;18:70.
- Pal S, et al. Obesity (Silver Spring). 2010;18(7):1354–9.
- Graf S, et al. Curr Opin Clin Nutr Metab Care. 2011;14(6):569–80.
- Ohlsson L, et al. Am J Clin Nutr. 2010;91(3):672–8.
- Sawyer L, et al. Biochim Biophys Acta. 2000;1482(1–2):136–48.
- Reimer RA, et al. Nutrition. 2009;25(3):340–9.
- Mortensen LS, et al. Eur J Clin Nutr. 2012;66(7):799–805.
Protein Whey terkenal karena perannya sebagai suplemen nonfarmakologi untuk mengelola kadar gula darah, tetapi tahukah Anda tentang perannya dalam diet diabetes untuk jantung sehat? Artikel ini menyoroti temuan dari 22 uji coba terkontrol acak (RCT) yang melibatkan lebih dari 1.100 peserta, untuk menyoroti manfaat protein whey terhadap profil lipid dan kesehatan jantung secara keseluruhan.