Apa yang dimaksud dengan Nutrisi Presisi?
Nutrisi presisi adalah strategi nutrisi baru yang mempertimbangkan atribut unik seseorang, seperti diet, fenotipe, genotipe, penanda biologis metabolik, dan mikrobiota usus untuk mendapatkan saran pola makan yang lebih tertarget. Hal ini diusulkan sebagai pendekatan terapi nutrisi baru yang dapat lebih efektif dalam diet diabetes dan dalam pencegahan obesitas. Nutrisi presisi bertujuan untuk menentukan diet mana yang paling efektif bagi populasi pasien tertentu. Dalam perawatan diabetes, nutrisi presisi secara khusus bertujuan untuk meningkatkan hasil perawatan dalam kaitannya dengan perbaikan kontrol glikemik, pencegahan komplikasi, serta peningkatan kepatuhan terhadap diet.1
Gambar 1 mengilustrasikan pendekatan nutrisi presisi. Gambar ini menunjukkan pengaruh demografis, fenotipe, gaya hidup, genetik, dan omics. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi beragam variabel dalam merespons rekomendasi diet umum dan kemudian mengoptimalkan diet sesuai dengan variabel yang terdeteksi di berbagai kelompok yang ada.2
Perlu dicatat bahwa meskipun sering digunakan secara bergantian dengan istilah nutrisi yang dipersonalisasi, nutrisi presisi merupakan konsep yang lebih luas. Nutrisi presisi mengembangkan strategi diet untuk populasi berdasarkan karakteristik molekuler yang sama, sedangkan nutrisi yang dipersonalisasi berada pada tingkat individu. Seperti yang ditunjukkan pada gambar 2, nutrisi presisi mempertimbangkan respons seseorang terhadap makanan guna meningkatkan kepatuhan diet. Dengan demikian, metode ini mengidentifikasi individu dengan sifat molekuler yang serupa (Kelompok 1, 2, dan 3) melalui penetapan profil genetik dan epigenetik. Selain itu, data molekuler dapat dikombinasikan dengan faktor lingkungan dan sosial untuk lebih membedakan kelompok-kelompok ini.1
Tantangan Diet Diabetes Tipe 2
Pedoman makanan menekankan peningkatan asupan makanan utuh—seperti buah-buahan, sayuran, gandum utuh, kacang-kacangan, polong-polongan, dan boga bahari—sekaligus mengurangi makanan olahan dan makanan ultraproses. Meskipun demikian, respons individu terhadap rekomendasi ini sangat bervariasi karena faktor genetik, komposisi mikrobiota usus, faktor gaya hidup, dan kesehatan metabolik.
Uji coba PREDICT menyoroti variabilitas ini, yang menunjukkan bahwa respons glukosa, insulin, dan lemak postprandial terhadap makanan yang identik menunjukkan hasil yang sangat berbeda di antara individu, sehingga memperkuat kebutuhan akan strategi diet yang dipersonalisasi. Selain adanya variasi terhadap respons diet, mempertahankan penurunan berat badan tetap menjadi tantangan utama. Adaptasi fisiologis, seperti pengeluaran energi yang lebih rendah dan peningkatan nafsu makan setelah sebelumnya mengalami penurunan berat badan, berkontribusi terhadap kenaikan berat badan kembali. Selain itu, faktor perilaku, termasuk kesulitan untuk mematuhi perubahan pola makan dalam jangka panjang, makin mempersulit pengelolaan berat badan. Tantangan ini menyoroti perlunya strategi yang lebih dari sekadar pembatasan kalori sederhana.1
Mengapa Nutrisi Presisi Diperlukan oleh Pasien Diabetes?
Diabetes adalah penyakit heterogen dengan etiologi dan respons terapeutik yang berbeda. Meskipun hiperglikemia merupakan gejala yang sama, diabetes tipe 2 (type 2 diabetes, T2D) memiliki etiologi yang beragam. Beberapa pasien T2D memiliki resistansi terhadap insulin sekunder akibat obesitas; sementara pasien lainnya mengalami resistansi terhadap insulin sekalipun berat badan mereka normal. Secara historis, diabetes melitus dibagi menjadi tipe 1 dan tipe 2. Melalui riset terbaru, ada subtipe tambahan yang berbeda yang dikenali.1
Berbagai Jenis Diabetes
Terdapat lima subtipe diabetes berbeda yang telah diusulkan berdasarkan presentasi klinis:
- Diabetes autoimun berat adalah diabetes tipe 1 atau diabetes autoimun laten pada orang dewasa.
- Diabetes defisien-insulin berat adalah bentuk T2D yang parah dengan prevalensi retinopati yang lebih tinggi.
- Diabetes resistan-insulin berat adalah bentuk T2D yang parah, yang ditandai dengan peningkatan risiko penyakit ginjal.
- T2D ringan akibat obesitas yang disebabkan oleh kelebihan jumlah lemak dalam tubuh.
- Diabetes ringan terkait usia tumpang tindih dengan T2D dan lebih banyak dialami oleh lansia.3
Heterogenitas Genetik pada Pasien Diabetes
Bukti tambahan heterogenitas diabetes ditunjukkan melalui penelitian genetik, yang mengidentifikasi pola faktor risiko poligenik yang mendasari disfungsi metabolik dan risiko komplikasi. Misalnya, pasokan insulin yang tidak memadai akibat disfungsi sel beta atau produksi proinsulin dikaitkan dengan risiko stroke. Di sisi lain, status resistan-insulin yang menyebabkan obesitas atau abnormalitas metabolik hati dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit arteri koroner dan disfungsi hati. Karena variabilitas ini, nutrisi presisi berusaha menyesuaikan diet terapeutik berdasarkan kelompok pasien, sehingga memaksimalkan manfaatnya. Meskipun penurunan berat badan merupakan pencegahan dan pengobatan lini pertama untuk diabetes, terdapat variabilitas yang luas dalam hasil pengobatan pasien berdasarkan faktor lingkungan, molekuler, dan sosial.1
Bukti Ilmiah yang Mendukung Nutrisi Presisi dalam Diabetes
Penelitian, termasuk POUNDS LOST dan PREDICT, mengungkapkan variabilitas yang signifikan dalam respons metabolik terhadap makanan, sehingga hal ini memperkuat peran nutrisi presisi.
POUNDS LOST RCT
Penelitian ini menilai efek komposisi makronutrien pada metabolisme glukosa berdasarkan skor risiko genetik T2D. Poin penting hasil penelitian ini antara lain:
- Diet rendah protein (15% dari total asupan energi) bermanfaat bagi individu dengan skor risiko genetik yang lebih rendah, sehingga menyebabkan penurunan insulin puasa, HbA1c, dan resistansi terhadap insulin yang lebih besar.
- Diet tinggi lemak (40% dari total asupan energi) memiliki efek merugikan pada mereka yang memiliki skor risiko genetik tinggi, sehingga meningkatkan glukosa puasa dan resistansi terhadap insulin.4
PREDICT RCT
PREDICT RCT mengungkapkan variabilitas antar-individu yang signifikan dalam respons glukosa dan insulin setelah makan setelah mengonsumsi makanan yang sama, sehingga bertentangan dengan logika rekomendasi diet standar.2
Remisi Diabetes melalui Terapi Digital Berkemampuan Twin
Dalam sebuah penelitian observasional di dunia nyata, terapi nutrisi presisi membantu 82,1% peserta untuk mencapai remisi diabetes dalam waktu 90 hari. Remisi diabetes didefinisikan sebagai HbA1c < 6,5% setidaknya 3 bulan setelah menghentikan obat antidiabetes.5
Penelitian pada Ras Hispanik Karibia
Penelitian menemukan bahwa Perilipin SNP (PLIN 11482G>A) memengaruhi risiko obesitas berdasarkan asupan karbohidrat. Asupan karbohidrat kompleks yang lebih tinggi (≥ 144 g/hari) memberikan efek perlindungan terhadap obesitas. Sedangkan asupan karbohidrat kompleks yang lebih rendah (< 144 g/hari) meningkatkan risiko obesitas.5
Alat Bantu Nutrisi Presisi
Faktor-faktor, seperti genetik, mikrobiota usus, dan perilaku, semuanya berperan penting dalam membentuk respons individu terhadap makanan, memengaruhi metabolisme, dan risiko kesehatan secara keseluruhan.2,4
Nutrigenetik
Penelitian nutrigenetik menunjukkan bahwa faktor risiko genetik tertentu berkaitan dengan persentase IMT dan lemak tubuh yang lebih tinggi, dengan varian gen APOA1 dan APOC3 yang meningkatkan risiko metabolik, terutama pada individu yang mengonsumsi makanan tinggi lemak. Selain itu, uji coba PREDIMED menemukan bahwa diet Mediterania dapat secara signifikan mengurangi risiko diabetes pada individu yang membawa varian genetik TCF7L2.2
Mikrobioma Usus
Mikrobioma usus juga memengaruhi metabolisme nutrisi dan kesehatan metabolik. Penelitian menunjukkan bahwa individu dengan lebih sedikit bakteri Prevotella copri merespons makanan Mediterania dengan lebih baik, sehingga mengurangi risiko serangan jantung, sedangkan mikroba tertentu dapat berdampak negatif terhadap pengendalian gula darah, terutama pada mereka yang mengonsumsi daging merah.1
Perilaku
Selain genetika dan kesehatan usus, perilaku adalah faktor utama dalam keberhasilan diet jangka panjang. Hasil penelitian dari Uji Coba Nutrigenomik Kelebihan Berat Badan/Obesitas dan Pengelolaan Berat Badan (NOW RCT) menunjukkan bahwa strategi nutrisi yang dipersonalisasi meningkatkan motivasi, sehingga menghasilkan kepatuhan diet yang lebih baik dan penurunan lemak yang berkelanjutan.2
Secara bersama-sama, wawasan ini menyoroti perlunya pendekatan nutrisi presisi yang mengintegrasikan faktor genetik, mikroba usus, dan perilaku untuk mengoptimalkan intervensi diet.
Seperti Apa Penerapan Nutrisi Presisi?
Nutrisi presisi menggabungkan faktor genomik, gaya hidup, dan faktor penentu kesehatan dalam rencana diet pasien. Gambar 3 merangkum cara kerja nutrisi presisi pada penderita diabetes. Model ini menunjukkan tiga kelompok hipotetis individu (ungu, kuning, dan abu-abu), bertahun-tahun sebelum terjadinya diabetes. Memasukkan data longitudinal, fenotipik mendalam, lingkungan, dan sosial dalam mesin prediktif akan menggolongkan makanan sebagai makanan ideal, netral, atau merugikan (hijau, kuning, merah). Misalnya, individu dalam kelompok ungu dapat memperoleh manfaat dari paprika, dan mereka dalam kelompok abu-abu dapat memperoleh manfaat dari selada.1
Bagaimana Selanjutnya?
Eksplorasi Makanan Khusus untuk Penatalaksanaan Diabetes.
Pelajari lebih lanjutReferensi:
- Merino J, et al. Diabetologia. 2022;65(11):1839–48.
- Antwi J, et al. Curr Nutr Rep. 2023;12(4):679–94.
- Ahlqvist E, et al. Lancet Diabetes Endocrinol. 2018;6(5):361–9.
- Huang T, et al. Am J Clin Nutr. 2016;104(1):198–204.
- Smith CE, et al. J Nutr. 2008;138(10):1852–8
Nutrisi presisi dalam diet diabetes dapat membantu tenaga kesehatan dalam menyusun rencana diet individual berdasarkan faktor metabolik, genetik, dan perilaku. Penelitian mengidentifikasi heterogenitas respons yang besar terhadap makanan, yang bertentangan dengan alasan yang mendasari panduan diet yang seragam untuk semua pasien. Pelajari lebih lanjut tentang pendekatan inovatif ini dalam manajemen nutrisi bagi pasien diabetes. Baca Selengkapnya.